29 Agustus 2008

Belajar Motrek Bareng

Cerita sebelumnya...

Berawal dari obrolan rahasia antara ibu ibu rumah tangga yang punya berjuta obsesi,

" Hayo dapet apa kemaren dari suami... ? "
" Opo ae ( apaan sih ) mbak ! "
" Wis ta, ngaku ae... ( udahlah, ngaku aja ) "
" Lha emang ga dikasi apa apa kok.." membela diri..
bla... bla.. bla...

Obrolan berlanjut ngalor ngidul khas ibu ibu rumah tangga yang doyan arisan sampai aku menyerah dan menunjukan isi tasku. Lha diancem gitu...

" Loh ?? Sik.. sik.. ( entar entar... ) ya.. " sembari berlalu meninggalkan aku didapur.
Ga lama, beliau datang menghampiriku sambil membawa sesuatu ditangannya.

" Loh kok !? " Saling perpandangan.
" Huahahahaha..." Kami serempak tertawa seketika waktu tahu benda yang dipegangnya sama dengan benda didalam tasku... *duh norak banget deh*

Sampe sini nangkep ga sih sama ceritanya ?

Itulah situasi saat kami, aku dan mbak Rahma ( tolong jangan bosan mendengar namanya kusebut sebut terus ya..), sedang ngobrol disela sela belajar bikin roti kemaren. Gak penting banget ya kedengarannya. Well, tapi kami berdua merasa sangat suprised dengan apa yang kami terima. Serasa jodoh deh kayaknya...

Jadi tanpa membuang waktu, sembari menunggu adonan roti kami beristirahat, kami melakukan permainan kecil diteras belakang. Menggunakan mainan kami yang tanpa disangka adalah sama. Sama juga denganku, mainan itu baru beliau miliki sekitar beberapa hari yang lalu. We felt so lucky, that's why we were suprised. Padahal bukan apa apa, saking kitanya lagi udik banget.

Tapi ceritanya, masih sama sama oon sama mainan barunya. Sampai ga tahu harus di gimanain. Hahaha, norak banget deh kita kita. Ketauan klo belum pernah megang yang kayak ginian...

Ribet banget ah ngomongnya, intinya tuh kita belajar motret bareng, udah.

Mbak Rahma in action...

Hasil latian ngobjek. Yang lagi dipelajarin adalah gimana nyari focus yang tajam dengan ruang tajam / Depth of Field ( *mbak Dita aku pinjem linkmu ya...* ) yang dangkal. Ya gini ini hasilnya. Kalo soal blurring aku suka foto yang ditengah. Kurang cahaya memang tapi blurnya dapet banget. What do you think ? Ga jelas ya fotonya ?

Ini hasil percubaan yang lain. Masih tetep nyari tau gimana caranya focusing dengan background yang blurry. Still didn't get what we want... Wehehehe semua komentar, kritikan, masukan dan bantaian sangat diterima, tapi jangan liat komposisi en stylingnya ya. Ilmunya belum sampe situ >_<

Kesimpulannya, masih banyaaaaaaaak yang harus kami pelajari... Pertualanganya masih panjaaaang.... :D

24 Agustus 2008

A New Gun !

I've got what I had dreaming of. Acctually, not exactly what I want. But it feel like I've been getting that thing I wanted most. Close to...
Pagi ini, bersama suami dan putri ku, kami pergi ke sebuah pusat perbelanjaan yang lokasinya tidak jauh dari rumah. Kebetulan tempat ini juga merupakan sentra barang elektronik dan digital yang berpusat dilantai dua gedung ini. Tujuan kami sendiri kemari adalah untuk memenuhi janji kami mengajak jalan jalan dan bermain putri kami. Lokasi playgroundnya sendiri terletak dilantai dasar. Berjejer dengan restoran fastfood dan gerai roti khas mall mall.

Seperti biasanya saat kami sedang nge-mall bersama, aku dan suami selalu memisahkan diri agar dapat leluasa melihat lihat hal hal atau tempat tempat yang kami sukai. Lebih tepatnya adalah tempat tempat yang menjual barang barang yang kami sukai. Disitu sendiri ada sebuah gerai kitchen ware yang pasti aku kunjungi tiap kali bertandang kemari. Ada juga toko buku yang tidak mungkin kulewati. Suamiku sendiri lebih suka menghabiskan waktunya melihat lihat barang elektronik, berbagai perangkat IT dan berbagai produk digital dilantai atas. Dari pada menunggu istrinya berlama lama melihat piring, pikirnya. Tasya sendiri selalu kalap tiap kali kesini. Banyak mainannya katanya.

Tapi pagi ini aku merasa sangat malas untuk walking around melihat lihat apa yang biasanya aku sukai. Entah kenapa, rasanya malas aja. Jadi aku cuma duduk sendiri disebuah meja didalam restoran fastfood yeng letaknya tepat disebelah playground Tasya, sembari mengawasinya bermain. Hanya ada sekotak french fries dan sebotol air mineral menemani. Sedang suamiku sudah menghilang sejak pertama kali kami masuk. Apalagi kalau bukan lihat lihat dilantai atas.

Sekitar 30 menit aku duduk sendiri sambil terus mengawasi putriku. Sambil berteriak teriak sesekali untuk mengingatkan dia agar berhati hati terutama bila melakukan aktivitas 'akrobatik'. Yah, dia suka sekali melakukannya. Tidak lama setelah itu suamiku datang dan menghampiriku.

Hey, apa itu ? Dia berusaha menutupinya.

Sebuah benda hitam panjang seperti sabuk yang melingkar dibahunya. Aku sangat kenal benda seperti itu meskipun belum pernah kumiliki sebelumnya.

Lalu dia meletakkan sesuatu diatas meja. What !!!??? *kucek kucek mata*

Canon Powershot S5 IS. A bridge to DSLR for me.

Seketika itu, kentang yang tadi rasanya begitu gurih dan nikmat terasa hambar. Juga air mineral yang tawar terasa begitu manis. Aku tak percaya dengan apa yang kulihat didepan mataku ! Kalau saja aku tidak sadar bahwa kami sedang dimuka umum, mungkin aku sudah meloncat loncat seperti orang yang takut melihat kecoa.

Makasih sayang, I'm so glad to having you beside me... *merayu* Abis gini beliin DSLR ya...
*dieng !!!*

Ha ha ha... someday, I'm still wishing. Someday, pasti !

22 Agustus 2008

Fotografi Kesandung Kamera

Membaca beberapa postingan mbak Dita tentang tutorial dasar food photography, aku tergugah untuk berbagi pengalaman. Pengalaman aja yah, bukan ilmu soalnya ilmunya masih cetek dan masih terus berguru kesana kemari.

Kurang lebih sudah hampir 7 bulan berjalan, sejak aku pertama kali mengenal food photography. Dulu aku pikir food photography hanya sebuah foto makanan yang dipotret oleh orang orang berbakat yang memiliki kamera pro nan canggih. Namun seiring niat ku untuk menelisik lebih jauh tentang bagaimana cara memotret makanan yang baik hingga bisa membuat orang yang melihatnya meneteskan liur ( ah, ga segitunya kali), aku menemukan bahwa food photography adalah hal, sesuatu atau ilmu yang bisa dipelajari oleh siapa aja ( please note this ! ). Ada dasar dan teorinya. Lalu, bagaimana dengan peralatan pendukungnya ? Dalam hal ini kamera tentunya...

Awalnya aku sedikit pesimis mengetahui bahwa kebanyakan foto foto makanan yang sangat indah dipandang mata berasal dari kamera pro dengan harga jutaan rupiah bahkan puluhan. Punyaku ? Hanya sebuah camera 6mp yang fungsi kameranya 'nunut' sama DiVicam ( aku pakai istilah nunut atau nebeng karena fungsi utama DiVicam lebih kefitur video recordingnya. Jadi ga bisa berharap banyak pada setting kameranya ). Tapi keinginanku yang besar dalam menekuni hal baru ini mampu meruntuhkan kepesimisanku akan kamera. Dari sinilah aku mulai perguruaanku belajar motret.

martabak1 choc1b
Foto foto diawal awal aku belajar food photography. Taken with my first DiVicam. Masih kacau ya...

Banyak tanya adalah hal pertama yang aku lakukan demi mencari masukan saat itu. Bersyukurlah aku menemukan banyak teman yang bersedia membagikan secuil ilmu dan pengalamannya dalam memotret. Mbak Dita, mbak Arfi, mbak Elsye, mbak Regina, mbak Rita dan mbak Mindy ( ada yang terlewat ? ). Mereka adalah orang orang yang aku kenal diawal awal perguruanku, yang dengan murah hati mau mengoreksi setiap kekurangan yang aku lakukan dan memberi banyak sekali masukan. Semakin kesini, aku menemukan banyaaaak sekali teman teman berbakat yang sangat mengagumkan dengan karya karya food photography-nya. Salut !

Setelah bertanya kesana kemari sampe yang ditanya bosan, lalu mencari segudang info dijagat web ini, en melototin foto foto makanan sang master foto, selanjutnya hal yang aku lakukan adalah praktek. Trial en eror. Banyak deh erornya. Tapi dari awal udah niat bahwa apapun kekurangannya, aku harus bisa mengerjakan apa yang sedang ingin aku pelajari. Yang penting belajar dulu. Kalo belum punya pena, ya pake pensil dulu. Kalo belum punya mikser, ya pake tangan dulu. Kalo belum ada lampu, ya pake lilin dulu. Kalo belum punya DSLR ya pake poket dulu.

Empat bulan berselang semenjak aku sibuk berguru, suamiku menghadiahkan aku sebuah kamera baru.Tapi...., divicam lagi ??? 5mp ?? Tapi aku tentu tidak bisa protes, karena kalo bukan beliau, siapa lagi yang bisa kujadikan tempat merengek untuk dibelikan kamera baru. Toh, divicam yang dulu dia juga yang belikan. Yah, akhirnya kuterima saja meski aku tidak bisa berharap banyak atas perkembangan pelajaranku nanti. Toh masih bisa merengek lagi ( dasar istri pemeras suami ). Yang bisa kulakukan hanya berusaha menyukai kameraku dengan sedikit kelebihannya dan segudang kekurangannya. Thanx darling...

Banoffe Pies 1/4 Crepes
Taken with Creative Labs DiVi CAM 525D. Not bad...

Perguruan terus berlanjut. Sekarang aku sudah mulai bisa menerima segala kekurangan kameraku. Aku sadar, bukan kamera yang harus aku pelajari, tapi ilmunya yang harus aku praktekan. Kamera hanya pendukung. Meski aku tetap memimpikan sebuah DSLR dalam genggaman. Ah, nanti saja... kalo skill komposisinya dah dapet acungan jempol. Kalo sekarang sih masih acungan kelingking, hehehe.

Belakangan aku dengar, sebuah foto yang diambil dengan kamera ponsel berhasil memenangkan sebuah event food photography. Ah, masa ? Dari situ aku mulai melirik kamera ponselku. Benda cadangan terakhir yang hanya aku fungsikan kalau kedua kameraku sedang low batt. Ternyata oh ternyata, setelah aku selidiki, kamera 3mp dari hape merek cina murahan ga branded yang udah kupakai setaun ini punya fungsi kamera yang lumayan. Yang divicam 5 mp ku aja ga punya. Dan setelah aku uji coba, ternyata hasilnya tidak terlalu mengecewakan. Dan justru kelebihan kamera hapeku ini mampu menutupi kekurangan kamera divicamku. Hebat !

White Background Korean Breads
Taken with my 3MP phone camera . Tidak sebanding dengan hasil foto dengan kamera biasa apalagi yang pro, tapi lumayan lah... kalo kepepet !

Sekarang aku benar benar percaya, fotografi tidak tergantung kamera. Fotografi bisa dilakukan dimana saja, kapan saja ! Kamera hanyalah penentu kualitas gambar sebuah foto. Sedangkan seni foto itu sendiri, tergantung pada selera sang fotografer dan orang orang yang mampu melihat foto itu sebagai sebuah seni. ( Aduh, kok berkobar kobar gini ? ) Meskipun tidak bisa dipungkiri, kamera juga berpengaruh pada hasil dan kualitas artistik sebuah foto.

Well, saat ini aku masih terus berguru dan berlatih. Yang pasti aku sudah menemukan kesenanganku disini. Masih banyak yang harus kupelajari. Masih banyak yang harus kuasah. Baik kemampuan dan keterampilan ( juga 'kameranya' pasti ). Bagi teman teman yang sudah ahli, tolong sudi kiranya membimbing dan memberi masukan. Bagi teman teman yang sama sama sedang belajar, mari saling berbagi dan terus semangat untuk maju. Dan bagi teman teman yang ingin mempelajari fotografi lebih dalam namun tersandung masalah kamera, ayo banyak yang bisa dipelajari tanpa harus bingung tentang kamera. Pokoknya maju dulu, masalah kamera dipikir belakangan, hahaha...

17 Agustus 2008

Red & White : ( Batik ) Steamed Cup Cakes


It's August right now. And all of Indonesian are celebrating our National Independence Day. At August 17th about 63 years ago, our freedom has been declared. And today, with the spirit of freedom, all people of the country fill this month with lot of celebrating events. To express our happiness of being free.

And in the spirit of celebrating it, some of our friends Dhi, Fitri and Dwi had colaborate to make a food photography contest as a tribute to our beloved country, Indonesia. It Red & White Foodie Photography Events.

I was so exited at the first time I heard about it. So, with the spirit of our Independence Day, I sent this entry as my proud of being an Indonesian.

*****

Demikian pembukaan dari saya, karena bila diperpanjang lagi entah jadi apa otak saya. Karena menulis segitu paragrap aja dalam bahasa Inggris sudah cukup membuat otak saya keriting. Ditambah lagi tangan saya yang sudah agak pegal membuka tutup kamus yang sedari tadi menemani saya selama kurang lebih dua jam, hanya untuk menyusun sembilan baris kalimat saja ! *heu heu heu*

Tapi itulah bentuk kemerdekaan menurut saya. Bebas berekspresi. Bebas berkreasi. Dan yang terpenting bebas mempelajari hal hal baru dikehidupan kita. Menulis, memasak, memotret, dan berkemampuan untuk berbahasa Inggris ( agar dapat dimengerti orang lain dari penjuru dunia ) adalah hal hal yang sedang saya pelajari saat ini. Jadi harap dimaklumi bila banyak kekurangan atau kekeliruan dalam perjalanan saya dalam belajar.
*loh, ga nyambung banget ya tulisannya*

:D :D :D :D :D

Baiklah, stelah pergulatan yang panjang dalam menentukan apa yang akan aku kirim, akhirnya inilah yang aku pilih. Sebenarnya banyaaaak sekali yang menjadi pilihan. Saking banyaknya sampai bingung sendiri. Justru pada akhirnya apa yang aku buat sama sekali tidak ada dalam daftar pilihan .

Aku persembahkan Bolu Kukus Merah Putih untuk Indonesia tercintaku. Ha ? Hanya bolu kukus ?

Steamed Cup Cake ( Edited )


Steamed Cup Cake

Dirgahayu Indonesiaku. Berkibarlah benderaku. Merdeka ! Merdeka !

*makasih banyak buat mbak Dhi, Fitri en Dwi dalam menyelenggarakan event ini. Semoga sukses ya... biar taon depan bisa buat lagi acara kyak gini :)*

15 Agustus 2008

Post Wedding Session in WBL

Story here...

Inilah pasangan yang berhasil memperoleh voucher motret gratis dari fotografer mekso yang sok tahu ini *kebanyakan ngimpi*. Berhubung pasangan ini bukan manten baru jadi judul pemotretannya adalah post wedding :D Pemotretan ini cuma iseng iseng kok :) Oya mereka adalah pasangan iparku, yang baru saja merayakan ulang tahun pernikahan yang kedua.

PoiBean's PostWed3

Beraksi bak fotografer ( gadungan ), kalap deh motretin mereka. Itung itung mengasah keterampilan exploitasi model. Senengnya lagi karena mereka nurut ajah aku suruh pose macam macam. Hahaha... maaf ya kalian berdua aku exploitasi :P padahal niat kesini mo jalan jalan. Lumayan dapet korban sasaran tembak gratis en nurut pula :D

Ini beberapa hasil jepretanku atas exploitasi mereka berdua... Hanya beberapa dari sekian foto yang aku ambil waktu itu. Selebihnya, aku simpen disini.

PoiBean's PostWed10
" Apa sih Yah liat liat ? "

PoiBean's PostWed8
Deuh... yang mojok...yang mojok...

PoiBean's PostWed11
Senyuman maut Poi bikin Bean klepek klepek

PoiBean's PostWed5
" Yah, bagus ya batu kodoknya ? "

Mungkin bagi fotografer pro, foto foto ini ga da apa apanya. Tapi demi menghargai hasil karya sendiri, aku dengan bangga boleh bilang bahwa aku sangat menyukai foto foto ini. Terlepas dari keterbatasan kemampuan baik dari teknis maupun keterampilan, bagiku sebuah foto tidak lagi hanya sebuah bentuk dokumentasi. Aku berharap, aku dapat menyampaikan sebuah kisah meskipun hanya lewat sebuah foto.

Lah kalo foto foto dibawah dibawah ini ceritanya apa ya ?

PoiBean's PostWed12

PoiBean's PostWed7

Dua foto ini adalah yang paling aku sukai. Aku bahkan mengeditnya berulang ulang demi mengoreksi tiap kekurangan yang ada didua foto ini. Meskipun hasilnya belum maksimal karena kurang kinclong ( terutama foto pertama ).

Finally, we spent a very precious moment during this trip. I proudly present this pictures for Mr. Bean and Mrs. Poi. Thankyou both of you for being ( forced to be ) my models. (Salah ya, harusnya kalian yang bilang ke aku, " Thankyou for being my photographer " Hahahaha :D :D :D :D :D *dasar obsesi fotografer* )

14 Agustus 2008

KBB - Flickr # 6 August 2008 : White Background

10

Bulan kemaren, yang narik arisan challenge Flickr KBB #5 : Fruits adalah mpok Dita. Gak tanggung tanggung, beliau bukan milih baking goods untuk tema bulan ini. Agak melenceng dikit dari tema baking yaitu, White Background. Meskipun objeknya tetep wajib dalam konteks baking.

Eits tapi jangan salah. Justru dari sini kita dapet ilmu baru. If you think that taking pictures with white background is easy ( espescially for beginner like me ) , a'a, you may wrong. Nyatanya gak gampang. Apalagi dengan persenjataan seadanya seperti punyaku.

Awalnya aku merasa cukup pede untuk motret dengan latar putih, padahal belum pernah sebelumnya. Jadi pilihanku jatuh pada kertas karton manila warna putih yang sangat mudah diperoleh. Dalam bayangan ku, hasil fotoku nanti akan berlatar belakang pure white. Putih dan bersih. Sekali lagi kubilang, salah.

Hasil fotoku sama sekali tidak putih. Yang ada latar putihnya terlihat biru dikamera. Dicoba ngedit pake potosop tapi sama sekali tidak berhasil. Malah fotonya jadi gak karu karuan warnanya. Seperti foto ini contohnya :

Korean Breads
Ini latarnya putih lo !

Jadi dalam situasi seperti ini, aku selalu melancarkan jurus pamungkas. 'Malu bertanya sesat dijalan, banyak tanya malu maluin'. Artinya kalo gak tau ya nanya. Kalo banyak tanya malu maluin. Klo malu maluin, pede aja lagi :D

Kali ini aku coba sharing ( baca : nanyak nanyak ) dengan beberapa kawan online ku ( many many thanks to mbak Dita en mbak Regina. Well, they gave me a lot of advices and inputs ). Kata mbak Dita, bisa jadi efek kebiruan berasal dari material yang dipakai sebagai latar belakang kita. Sedang kertas karton putih biasanya memang membiaskan rona biru bila ditangkap oleh kamera. Sedang mbak Regina mencoba membantu mengurangi efek biru ini dengan teknik pengolahan digital. Beliau bahkan mencoba berexperimen dengan salah satu fotoku !

Jadi atas saran keduanya, aku mencoba berexperimen lagi dengan si putih. Karena ga punya taplak putih, aku nyoba make kertas krep putih untuk latarnya.... Eaaalaaah, baru inget kalo kamera ku dipinjem ipar *nepuk jidat* tapi hasrat sudah tak terbendung lagi untuk segera njepret. Kamera hape pun diberdayakan. Semoga hasilnya tidak mengecewakan...

Ternyata kertas krepnya bekerja dengan baik. Maksudnya, bahan tersebut sama sekali tidak membiaskan rona biru atau abu abu. Ada sih rona coklat tapi gak terlalu mengganggu. Ini hasilnya...

White Background
Taken with K-Touch A615 3Mp Phone Camera. Edited

Aku mengutip sedikit kata kata mbak Regina yang paling aku suka ( dan sedikit aku 'bumbui' ) , " Memotretlah sebaik baiknya dan sebenar benarnya, agar kita tidak terlalu capek mengeditnya. Sebaik baiknya dan sebenar benarnya foto adalah yang tidak terlalu banyak dimanipulasi" *kata kata terakhir berwarna mirah aku yang nambahin, hehe :P..,mae*

Tapi aku rasa, fotoku ini masih belum baik dan belum benar karena masih banyak bagian yang dimanipulasi. Karena tanpa bantuan sofwer foto, entah apalah jadinya fotoku.....

10 Agustus 2008

Mendadak Piknik Ke Wisata Bahari Lamongan #2

Melanjutkan visualisasi dari posting sebelumnya, ini beberapa foto yang aku bawa dari ritual piknik dadakan ke Wisata Bahari Lamongan.

( Untuk mengurangi beban loading, maka foto foto ini terpaksa aku pajang dalam ukuran kecil )

Please Enjoy...

Wisata Bahari Lamongan Wisata Bahari Lamongan
Menara Sustacal Almost Sunset


Wisata Bahari Lamongan Wisata Bahari Lamongan
Langit Lamongan Rumput Liarnya

Wisata Bahari Lamongan Wisata Bahari Lamongan
Gapura Deket Anjungan Wali Sunset Sillhouette

Menara Sustacal ( bagiku lebih mirip mercusuar ) terletak ditepian laut berhadapan dengan batu kodok yang menjadi mascot pantai ini. Sebenarnya aku juga memotret batu kodoknya, tapi hasilnya buram sekali jadi malu ah kalau dipajang. Oya, batu kodoknya sendiri berada persis dibawah roller coaster. Bentuknya ya memang menyerupai kodok. Itulah mengapa kawasan ini dikenal dengan sebutan Tanjung Kodok.

Menara ini adalah sudut paling menarik selama penjelajahanku disini. Viewnya, landscapenya, pagar besinya, pohon kelapanya... Sebuah kesatuan yang sempurna !

Foto kedua ( Almost Sunset ) aku ambil di terusan menara Sustacal ini. Romantis banget... Foto paling akhir ( Sunset Sillhouette ) juga aku ambil dengan Menara Sustacal sebagai backgroundnya ( background ? ) Aku suka pohon rendah yang berada disebelahnya. Mereka tampak harmonis. Piknik yang sangat berkesan...

I wish someday bisa kesini lagi. Saat itu, aku harap, sudah membawa sebuah DSLR untuk mengabadikan mereka. See you then.