25 Mei 2008

Home Food Photography #2 : Gila Properti !



Seperti janji mbak Dita, event HFP jilid #1 bersambung ke HFP jilid #2. Kayaknya bakalan banyak jilid jilid berikutnya. Kali ini temanya adalah Gila Properti ! Dan kita kita juga ditagih kembali untuk ikutan. Siap buk, nih laporanku !

Aku pernah mampir disebuah blog ( lupa namanya ). Yang punya blog tu cewek yang demen banget potograpi. Dan ada sebuah kalimat dipostingnya yang masih teringat ingat dikepalaku. Kira kira kalimatnya gini ( lengkapnya juga agak lupa ),
" Jangan pernah ( mau) kenal dengan namanya fotografi, karena begitu kau mengenalnya dijamin kau tidak akan bisa lepas darinya."
Maksudnya, hobby yang satu ini bisa bikin kerampokan uang, bisa bikin ATM kita terkuras habis, bisa bikin dompet jebol, hanya untuk belanja segala tetek bengek kamera ( dalam kasus ini adalah lensa, flash, dll ) and there is no way to turning back. Ternyata dia benar....

Bagai sayur tanpa garam, fotografi tidak bisa lepas dari properti. Baik properti teknis seperti lenses, flash, tripod, light, maupun properti pendukung performance sebuah objek. Dalam hal ini adalah segala properti pendukung food photography. Jangan kaget bila tiba tiba lemari piring kita terasa penuh sesak bahkan gak muat lagi menampung segala 'aksesoris' yang mempermanis foto foto kita. Dipenuhi dengan piring, gelas, sendok yang jumlahnya tidak lengkap. Dan daftar 'dosa kecil' kita semakin panjang. Tapi tentu saja hal seperti ini harus disikapi ( baca : di 'mpet ) secara bijak. Apalagi dalam kondisi sulit kyak gini.


Ini benda benda sehari hari yang sering aku pake foto. Gak ada yang terlalu istimewa

Sejak aku belajar fotografi ini, sebisa mungkin aku memberdayakan benda benda yang sudah ada dirumah. Bila memang bener bener perlu, ada budget, dan kebetulan dirumah belum ada, bolehlah menambah properti yang tentu saja lebih mengutamakan segi kebutuhannya. Istilahnya 2 in 1 gitu, jadi ga hanya cuma buat props tapi bisa juga dipake sehari hari, demikian pula sebaliknya. Aku lebih sering nambah koleksi properti yang ringan ringan aja. Kayak koleksi kertas kado buat background, sendok kecil kecil beli cuma 2 biji, kalo nemu sendok lucu warna warni, piring cuma sebiji doang, serbet cuma 2 lembar, ( yeeeeh... sama aja judulnya ya tetep 'belanja' ). Lama lama ( seperti kata mbak Dita ) kayak orang gila. Gila hunting, gila properti, gila sale, gila motret, untung aja gak gila - gilaan nurutin ke'gila'an ku, alias berusaha tetap 'sadar'.


Benda benda buatan tangan punya 'garis' yang khas. Memberi kesan natural.

Ada juga benda benda yang ( baru sadar ) manis juga dibuat properti foto. Tapi belum terlalu sering dipake sih. Ini adalah hasil karya ku yang ( sebagian ) pernah aku pake buat properti foto. Waktu hamil Tasya aku menghabiskan banyak waktu untuk bikin benda ini. Meski sebagian hasilnya udah aku bagi bagiin kekeluarga dan temen temen. Lumayan nih buat dijadiin properti. Gak rugi dulu ngerajut sampe berminggu minggu. Sekarang kayaknya udah gak sempet bergaul dengan mesin jahit dan jarum jarum rajutku, padahal kangen. Kalo tatakan gelas yang paling atas itu buatan tanteku yang kebetulan pengrajin home craft.


Aku yakin benda benda ini sangat familiar dirumah. Kalo ada kenapa gak dimanfaatkan

Prinsip 'make yang sudah ada' bener bener aku pegang, klo enggak bisa kebablasan. Untuk back ground aku sering make kertas kado, kalo beli cari yang motifnya full, en ga ada tulisan tulisannya. Aku juga pernah pake placemat yang aku buat sendiri dari bahan flanel ( popok bayi ). Kainnya hasil 'rampokan' om-ku yang punya home industry popok bayi, sering dikasi 'limbah'nya, lucu lucu motifnya. Pernah juga pake handuk, serbet, sarung bantal kursi ( cushion sheet ), juga kudung kudung lamaku yang dah ga pernah dipake juga pernah aku jadiin background. Celemekku juga pernah jadi bahan proyek. Trus juga saputangan batik yang biasa dipake pengendara sepeda motor buat nutup idung. Apa aja yang ada sebisa mungkin diberdayakan.


Kalo ini emang beli buat keperluan fotografi. Selain murah, motifnya beragam.
Koleksiku sendiri belum terlalu banyak
.


Ternyata pula hobby ini bikin orang parno. Gimana enggak, tiap jalan kemall ato kepusat belanja, yang pertama dicari adalah bagian house & kitchen wares ( emang tu parno ? ). Menjelajahi tiap sudut rak, semua benda diperiksa satu satu, memastikan tidak ada satu benda pun yang boleh terlepas dari pandangan ga peduli berapa jam kita berada didalam, en ga peduli suami kita dah gak betah nungguin. Padahal yang dibeli cuma satu satu, en barangnya ga sampe satu keranjang.

Sekarang lagi pengen cari tempat jual perkakas second hand. Disurabaya apa ada ya ? Kalo pasar loak sih ada... Secara terbesar se-Asia tenggara.


My not-so-good Food Photography. Never stop practising and keep jepretss !

Tidak ada komentar: