28 November 2008

The Color of Nature

Aku mengambil beberapa foto ini kira kira sebulan yang lalu. Saat itu aku sedang merasa sangat bosan berada dirumah. Menemani putriku bersepeda, aku menyempatkan diri mengamati lingkungan di sekelilingku.

Berkalungkan sebuah kamera, di bawah siraman sinar matahari yang cukup terik, dengan peluh membasahi keningku, aku merasa telah menemukan kedamaian. Aku suka kelopak Kamboja putih yang menebarkan aroma kuburan itu. Aku suka bunga bunga ungu kecil yang menyimpan banyak biji biji hitam kecil yang mirip tahi lalat itu. Aku juga suka ilalang ilalang yang bergoyang tertiup angin, mirip sekali dengan ekor kucing yang melambai.

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Sore ini terasa sangat membosankan. Jariku memainkan tuts mouse sebelah kiri, membuka folder demi folder arsip arsip foto lama. Dan menemukan mereka kembali. I feel a kind of peaceful feeling... Aku menyium aroma bunga itu, aku meraba bunga ungu kecil itu, dan aku mendengar gesekan ilalang itu. Damainya...

18 November 2008

( Experiment ) Panning Shots

I've just practised some of panning shots yesterday. Watched peoples on their way home and passed vehicles, made me wanted to captured all those moments. I also used this moment took some pictures and tried how panning mode on my camera's work. Does it really worked ? I think it does *smiling*

Panning Shot

IMG_4511-1

IMG_4514-1

Pictures were taken on Rungkut Madya 165, in front of my 'office'.
Canon Powershot S5 IS,
ISO 100, 1/20, F3.5.

Again n' Again...

Ulat Daun or Ulat Kepompong ?

After rushed out my plant time ago, it did it again... Ugh !

09 November 2008

( Experiment ) Water Pouring

Udah lama banget pengen experimen motret air mengalir. Kemarin ini dapet oleh oleh teh herbal buah dari seorang teman di Jerman ( danke mbak Irma ! ) yang lagi mudik dan mampir ke Surabaya. Teh dari aneka buah dan bunga kering ini bener bener enak, baik aroma dan rasanya. Nah lho kok jadi ngomongin teh...

Pokoknya ini deh hasilnya. Kurang puas sama efek tuangannya, karena nuangin airnya agak ragu ragu.

Fruit Herbal Tea 2

Fruit Herbal Tea 1 Fruit Herbal Tea 3
Canon Powershot S5 IS, ISO 100, 1/600, F/ 3.5, WB cloudy

Mohon masukannya ya...

02 November 2008

Aku, Kamera Digital dan Olah Digital

No photograph this time...

Pertama kali aku memiliki ( baca : boleh dibawa kemana saja ) sebuah kamera digital adalah pada awal tahun 2005. Sebuah kamera digital 2 mp keluaran Samsung yang aku lupa apa jenis typenya. Kamera itu akhirnya kubawa kesana kemari. Tapi lebih banyak kupakai untuk memotret hasil kursus catering yang sedang aku ikuti saat itu.

Sedangkan pertama kali aku mengenal olah digital adalah saat suamiku membeli sebuah scanner. Sebuah software pendukung disertakan didalam nya. Meski sudah memilikinya sejak tahun 2004, tapi aku belum benar benar 'mengenalnya', karena aku hanya melihat pengoperasiannya dari balik punggung suamiku, tanpa sama sekali mengerti apa yang sedang dilakukannya.

Setelah aku memiliki kamera digital sendiri, sedikit demi sedikit aku mulai berkenalan lebih dekat dengan software ini. ArcSoft Photo Studio 2000, demikian software minim tool itu disebut. Pada awalnya olah digital hanya kugunakan untuk mengolah foto foto kursus kateringku untuk kusimpan sendiri. Pengoperasian yang kugunakan juga sangat sederhana. Hanya sebatas menaikkan kontras dan brigtness foto, lalu menambahkan embel embel 'made by mae' di sudut sudut foto. Sambil tersenyum tiap kali selesai, foto foto tersebut kusimpan baik baik didalam hardisk komputerku. Lalu aku benar benar mendalami olah digital - dalam arti mengenal sebagian toolsnya - saat saudari iparku menikah.

Agustus 2006, saudari iparku menikah. Sebuah resepsi pernikahan sederhana digelar disebuah gedung tidak jauh dari rumah. Gedung yang sama tempat aku dan suamiku melangsungkan resepsi pernikahan sederhana. Mereka mengenakan busana pengantin adat Minang saat itu. Saudariku sendiri mengenakan sunting asli seberat 5 kilogram diatas kepalanya. Karena pagi harinya ia tidak sempat makan, maka ia pun tak mampu menyangga berat beban dikepalanya dalam waktu yang lama. Maka saat acara resepsi belum usai, ia pingsan dikursi pelaminan. Satu satunya cara untuk meringankan lemasnya adalah dengan melepas sunting dikepalanya. Alhamdulillah, pengantin perempuan nan imut itu segar kembali. Tapi mau tidak mau, pengambilan foto para undangan dan mempelai berdua terpaksa diambil dengan mempelai wanita hanya mengenakan jilbab.

Sedikit kecewa mungkin dirasakan saudariku tersebut. Karena sebagian besar foto diambil tanpa hiasan dikepalanya. Timbul rasa penasaranku untuk bisa mengolah foto foto ini. Bisakah ? Bisa ! Sebenarnya tidak yakin tapi aku bertekad harus bisa. Setelah berkutat berjam jam didepan komputer, hasilnya benar benar bikin aku dan saudariku senang. Meski agak sembarangan, tapi hasilnya cukup menyenangkan buat kami. Jilbab jilbab yang dipakai difoto foto itu aku tukar dengan sunting. ( Aku benar benar ingin menunjukkan karya oldig ku yang ini, tapi for some reason, I missed them )

Saat ini, aku masih tetap menggunakan software ini. Kenapa tidak Adobe Photoshop yang tersohor itu, hmm, aku lebih suka mengatakan bahwa aku belum mampu mengoperasikannya. Bahwa software ini mampu memberi efek efek dramatis pada foto, aku cuma bisa bilang, aku masih puas dengan hasil foto yang natural. Dimana langit tetap biru, atau rumput tetap hijau. Selama ini aku selalu mengagumi karya karya fotografi orang lain dengan sentuhan art dan teknik olah digital yang tinggi hingga foto nampak amazing bagai lukisan. Tapi foto foto tersebut tidak mampu membuatku ingin memandangnya lebih lama. Beda halnya jika aku memandang foto foto natural dengan sedikit sentuhan olah digital hasil jepretan teman temanku, rasanya damai memandang mereka lama lama. Tapi bukan berarti aku anti, hanya saja saat ini, photoshop masih menjadi peer yang belum mau kuselesaikan.

Seperti halnya olah digital, bagiku tidak masalah kamera apa yang kupakai, asal aku bisa membawanya kemanapun aku pergi. Bahkan kamera hape sekalipun, selama aku menguasai settingnya, aku tidak keberatan yang penting dia selalu ada bersamaku. Photography is about capturing the moment. How can I capture the moment if I don't bring camera with me. Dan, aku pun membawanya kemanapun aku pergi, bersanding dengan dompet dan hapeku yang tak pernah kulepas dari tas jinjingku.

Saat ini, segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi memang tidak bisa dilepas dari benda bernama 'digital'. Mau tidak mau kita juga harus berurusan dengan segala perangkat pendukungnya. Kamera digital dan olah digital seakan sepasang kekasih yang tidak mungkin dipisahkan. Dan sejak aku mengenal fotografi digital, olah digital menjadi sebuah proses yang wajib dilewati untuk menyatakan bahwa sebuah foto itu 'done' en siap tampil.

Sekarang, aku sudah memiliki S5 IS, sebuah kamera 'biasa' yang lebih suka kuletakkan didalam tas jinjingku dari pada di tas kamera. Masih tetap kusandingkan dengan dompet dan hapeku. Sedang untuk mengolah foto foto yang kuhasilkan dari sana, saat ini aku sedang asyik menggunakan Picasa dengan tidak meninggalkan PhotoStudio 2000 minim tool yang kusukai.

Foto Fun #4 : Aksesoris

Event Multiply yang satu ini, sayang kalo dilewatin. Selain bisa mengasah ketrampilan, nambah temen, juga bisa manjain mata liat foto foto yang bagus bagus.

Minggu ini temanya adalah Aksesoris, di ketuai juragan aksesoris naik onta dari Qatar sono, Mbak Ema Yudistira. Bener bener deh kalo milih tema, bisa bikin para ibu ibu kemalingan. Lha dikeluarin semua perhiasan en ilmu fotojagad nya.

Dari kemaren kemaren liat entry yang bagus super bagus bagus, jadi ciut juga. Tapi tetep kudu ikut biarpun cuma seru seruan. Jadi inilah hasil setoranku bu Juragan.

Aksesoris

Aksesoris

Aksesoris

Kebetulan ga punya banyak aksesoris dirumah. Ada cuma beberapa untai kalung batu batuan. Ayoh kalo mo ikutan, kesini dulu ya. Take a photo and have fun !

01 November 2008

HFP #4 : Konsep



Setelah libur beberapa saat, Mrs. HFP, mbak Dita nerusin peer keempat. Dan diputaran kali ini temanya agak 'berat' dari tema tema sebelumnya, yaitu Konsep.

Setelah mbak Dita menerjemahkan beberapa bahasa fotografi diseries Sharing Photography-nya, aku baru sadar bahwa memotret perlu konsep selain komposisi tentunya. Apalagi dalam memotret makanan. Aku mah selama ini gak ngeh sama sekali ama konsep dalam fotografi. Tahunya asal jepret ajah. Makanya fotonya gitu gitu aja... ternyata gara garanya karena gak punya konsep.

Jadi aku mencoba menuangkan sebuah foto dengan sebuah konsep. Atau mempraktekan foto yang berkonsep *ribets ngomongnyah*. Tapi belakangan ini, seperti yang udah kuceritakan kemaren kemaren, bahwa moodku sedang tidak pada tempatnya, hiks. Os-tos-mas-tis, ide ide sedang buntu en mampet, udah waktunya dikuras kali, wakakaka....

But I tried my best...

Untuk setoran peer kali ini, aku coba menggambarkan suasana piknik dialam terbuka. Waktu bingung mau buat konsep apa untuk tugas ini, aku ingat kalau aku dan my big best friend, mama Putri, mau piknik ke Kebon Bibit Surabaya hari Sabtu kemaren. Ya udah, mumpung ada kesempatan, disempetin bentar buat ngambil foto dengan suasana piknik.

Picnik in Red
Motret diatas batu, ditepi kolam ikan beralas kain pembungkus bekal...

Tapi aku sungguh sungguh tidak puas saat itu. Soalnya ada krucil yang nyanggong disebelahku, merengek minta kue yang lagi dipotret itu. Grrrrhhh.... mboknya dah mo berubah jadi macan aja nih. Dan akhirnya, semua properti perbekalan motret yang aku bawa dari rumah, buyaaaarrr waktu mau ditata !! Taplak pink kotak kotak yang udah kusiapkan buat alas, batal dipake. Table setting yang udah kurancang dari rumah, juga batal direalisasikan.

Picnik
Situasi piknik sebenarnya. Tempatnya dibawah pohon deket kolam juga. Ini kondisi asli ( alami ) gak pake ditata, udah asli dari sononya... termasuk piringku yang berantakan. Harusnya taplak ini yang jadi alas foto pertama.

Jadi yang nongol cuma kukis hias, garlic toast, en tart tomat wannabe yang gatot. Tidak ada gelas, bahkan orange juice lupa kebeli. Bahkan kolam ikan yang lagi surut sebagai latar belakangnya, juga gak keliataaan... Lengkap sudah... tapi ya sutralah, udah terlanjur disini, jadi gak jadi tetep harus, jeprets !

Ternyata dengan memikirkan konsep terlebih dahulu, memudahkan kita untuk mempersiapkan segalanya. Meski pada kasusku ini, aku sedikit kurang well prepared dalam hal properti dan komposisi. Padahal udah pake konsep, gimana kalo enggak pake konsep yak ? Kali ada gelas kristal di taplak piknikku, he he he... Gak punya gelas kristal deng !

Picnik in Red Collage
Baru sadar kalo properti yang aku bawa semua serba merah. Gak sengaja...

Thanks to mbak Dita. Keep sharing ilmu ya, en HFPnya jangan sampe surut. Buat yang pengen ikutan, ayok masih ada waktu sampe 10 November. Gak peduli apa kameramu, gak peduli sehebat apa kamu, gak peduli sebagus apa fotomu, gak peduli pemula or amatir, profesional or propesional, yang penting kita sharing disini. Karena disini kita banyak belajar dari satu sama lain. Nyok, tariiik maaaang.....

More info, click here...

Capek udah, studio udah, properti udah, konsep udah, bis gini apa lagi yak ?